TOBOALI, KABARBABEL.COM – Musani, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka Selatan (Basel) mempertanyakan yang disampaikan Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Bangka Belitung (Babel) Ridwan Djamaluddin saat melakukan kunjungan kerja di Kota Toboali, Kamis (15/12) kemarin.
Saat itu, Ridwan yang pernah menjabat Dirjen Minerba Kementerian ESDM mengungkapkan penyaluran bibit-bibit tanaman pangan kepada petani untuk mendorong transformasi kegiatan ekonomi masyarakat yang selama ini menambang ke sektor pertanian dan perikanan.
“Yang saya ingin tanyakan di sini apa langkah kongkrit Pemprov Babel dalam menggeser ekonomi pertambangan ke pertanian dan perikanan. Karena fakta di lapangan, penggerak utama ekonomi masyarakat masih didominasi dari sektor pertambangan,” ungkap Musani, Minggu (18/12) pagi.
Menurut Musani pergeseran ekonomi dari pertambangan ke pertanian dan perikanan tidak cukup dengan hanya menyalurkan bantuan bibit atau alat tangkap ikan saja. Tapi tambang yang beroperasi baik secara legal dan ilegal ini tetap menjamur di Provinsi Babel.
“Bukan kita tidak mendukung memberi bantuan bibit atau alat tangkap kepada petani dan nelayan untuk menggeser ekonomi dari tambang timah. Cuma ini saya rada tidak cukup, kalau tambang tetap ada dan dibiarkan beraktivitas. Perlu langkah kongkrit lainnya,” ujarnya.
Sebagai contoh, di Sumatera Selatan, ada pemerintah kabupaten, eksekutif dan legislatifnya secara kompak dan tegas melarang aktivitas tambang di darat yang akan merusak lingkungan. Dialihkan ke sektor jasa dan pertanian, perikanan, perkebunan, perdagangan.
“Kalau tidak salah itu di Banyuasin baik bupati dan ketua dewan secara kompak menzerokan wilayah mereka dari aktivitas tambang ke sektor budidaya udang galah. Kalau mau ini berlaku di kita, jangan hanya berantas yang ilegal saja, tapi legal juga,” kata Musani.(dev)