Penulis saat berbincang dengan penerima beasiswa Pemali Boarding School.

Bagi masyarakat Bangka Belitung, timah adalah berkah sekaligus ujian. Ia menghadirkan peluang, membuka lapangan kerja, namun juga mengingatkan akan pentingnya menjaga keseimbangan antara eksploitasi alam dan kelestariannya. Dan di balik setiap butir timah yang mengalir ke pasar dunia, ada cerita manusia, kerja keras, dan harapan yang tak pernah padam.

Salah satu harapan PT Timah terus ada ialah Adis, siswa kelas unggulan SMA Negeri 1 Pemali. Kini kelas unggulan ini biasa disebut Program Pemali Boarding School (PBS) PT Timah. Beasiswa pendidikan yang telah berjalan lebih dari dua dekade ini merupakan langkah nyata Anggota Holding Indusri Pertambangan Indonesia MIND ID untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mewujudkan generasi emas 2045. “Lewat program ini seakan membuka pintu untuk mewujudkan cita-cita kami,” kata siswi Kelas XII ini kepada redaksi, Jumat (12/09/2025).

Adis tak menyangka, hampir tiga tahun di asrama banyak hal yang ia pelajari. Tidak hanya tentang ilmu pengetahuan tetapi juga soal kedisiplinan, etika dan lainnya. Terlebih ialah soal mimpi untuk meraih masa depan. “Insyaallah saya ingin melanjutkan ke IPDN sehabis disini,” tambahnya.

Desvita, pelajar lainnya juga menuturkan banyak manfaat yang dirasakan melalui program kelas beasiswa PT Timah tersebut. “Saya merasakan bahwa saya berkembang menjadi pribadi yang jauh lebih mandiri dan bertanggung jawab. Saya termotivasi untuk menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh di lingkungan yang sangat kompetitif. Sehingga saya terpacu untuk selalu belajar lebih baik lagi setiap harinya,” kata pelajar asal Belitung Timur ini.

Meski berada di lingkar tambang, bukan hal mudah bagi pelajar terpilih dalam program tanggung jawab sosial PT Timah ini. Para pelajar harus mengikuti rangkaian tes. Mulai administrasi, tes potensi akademik, psikotes, wawancara, analisa psikologi klinis hingga kesehatan. Serangkaian test ini dilakukan lantaran nantinya para penerima beasiswa mendapatkan fasilitas pendidikan dan asrama yang mendukung proses belajar secara optimal.

Tulis Impian di Pintu Kamar

Chazwir Chadir, alumnus tahun 2000- angkatan pertama program ini mengingat betul-betul, setiap pelajar yang masuk ke asrama selalu menuliskan setiap impian di pintu kamar. Chazwir kala itu merupakan siswa yang berasal dari kampung kecil di wilayah Bangka Barat. Tak pernah terbesit dipikiran Kepala Bidang Pengelolaan dan Pemberdayaan Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah ini untuk kuliah. “Kawan-kawan se asrama menuliskan cita-cita ingin berkuliah di ITB, UGM, Unpad dan lainnya. Semua ditulis dipintu kamar. Dari situ saya termotivasi juga,” kenangnya.

Memang mayoritas yang lulus program PBS ini adalah siswa yang memiliki motivasi tinggi. Selama tiga tahun ditempatkan di asrama, para siswa ditempa mengenai karakter, membangun cita-cita, berdebat dengan etika hingga bertanggung jawab. “Meski saya dari kampung, pada akhirnya tidak boleh minder. Rasa confident kita dibangun betul disini,” ucapnya. Paling jelas kata dia kalau tidak di asrama, mungkin dirinta tidak punya cita-cita untuk kuliah. “Enggak punya bayangan bagaimana kuliah dan universitas,” sambungnya.

Senada, Ivan Purnama, alumnus angkatan kelima PBS menjelaskan, mendapatkan beasiswa PT Timah menjadi titik balik bagi dirinya. Selama tinggal di asrama, bukan hanya biaya pendidikan namun juga biaya hidup semuanya difasilitasi. “Dari bangun tidur hingga tidur lagi ya di fasilitasi. Ini bentuk suport yang luar biasa dari PT Timah,” ucap Dosen IPB ini sekarang.

PT Timah sejak tahun 2000 memang telah melaksanakan program Pemali Boarding School yang diperuntukkan bagi para pelajar berprestasi namun berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Hingga saat ini, sebanyak 880 alumni yang berasal dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Riau dan Provinsi Kepulauan Riau telah dilahirkan.
“Mereka sudah berkiprah di berbagai bidang,” kata Department Head Corporate Communication PT Timah, Anggi Siahaan.

Anggi menyampaikan perusahaan berupaya memastikan untuk memberi dampak yang maksimal dalam setiap program tanggung jawab sosialnya. Dengan menggandeng komunitas masyarakat sekitar daerah operasional, PT Timah memastikan program tanggung jawab sosial sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat dan dijalankan secara berkelanjutan. “Secara historis kegiatan tanggung jawab sosial sudah dijalankan sejak lama dan kami terus komitmen untuk menjalankan kegiatan ini agar lebih banyak lagi manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat,” katanya.

PT Timah menyadari, pendidikan adalah fondasi utama untuk membangun bangsa yang maju. Melalui Program Pemali Boarding School kepada anak-anak di lingkar tambang, perusahaan berharap mereka menjadi generasi yang berilmu, berkarakter, dan siap berkontribusi untuk Indonesia Emas. “Dalam tiga tahun terakhir, terhitung sejak 2022 hingga 2024, 69 alumni diterima di perguruan tinggi ternama seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Bahkan, kini salah satu alumni telah kembali dan meniti karier sebagai dokter di salah satu anak usaha PT Timah,” jelasnya.

Division Head of Corporate Social Responsibility MIND ID, Satya Nugraha, menekankan bahwa Grup MIND ID konsisten menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dengan pilar utama. Meliputi 3 bidang prioritas yakni pendidikan, lingkungan, pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) serta kegiatan sosial. Program yang dijalankan merupakan bagian dari strategi perusahaan, sekaligus upaya menghadirkan manfaat sektor pertambangan secara langsung bagi rakyat Indonesia. “Bagi MIND ID, program sosial bukan sekadar upaya memperoleh kepercayaan masyarakat, tetapi langkah nyata untuk membangun bersama masyarakat dari daerah,” ujar Satya.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *