TOBOALI, KABARBABEL.COM – Sejarah tentang berdirinya Kota Toboali Ibukota Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sudah melalui proses panjang dalam menentukan tanggal, bulan dan tahun yang tepat sejak beberapa tahun hingga akhir 2022 ini, Senin (26/12).

Ketu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Basel Erwin Asmadi menyebut, sudah beberapa kali sejak memimpin legislatif mengikuti dan serta terlibat langsung dalam penentuan hari sakral berdirinya kota yang masyarakat akrab sebut sebagai Kota Habang. Bersama eksekutif, ahli sejarah dan masyarakat.

“Menentukan Hari Jadi Kota Toboali ini, memang sudah melalui proses yang panjang. Pengumpulan bukti sejarah, data yang akurat bersama para tokoh, ahli sejarah, akademisi dan universitas serta eksekutif sudah kita lakukan dari beberapa tahun terakhir,” ujar Ketua DPRD Basel Erwin Asmadi.

Erwin menyebut sebenarnya penentuan hari sakral tersebut sudah menemukan titik terang meski di perjalanan beberapa pendapat berkeinginan kalau Toboali berdiri berkaitan dengan ihwal perjalanan Cheng Ho. Seorang pelaut dan penjelajah terkenal asal Negara Tiongkok dengan nama lain Zheng He.

“Sudah ada titik terang, cuma memang ada beberapa pendapat berkeinginan hari jadi kota kita ini berkaitan dengan perjalanan Cheng Ho. Kami di legislatif tidak menyetujui itu karena sudah kami selidiki dengan sumber sangat akurat tidak ada korelasinya dengan Cheng Ho pernah ada di Toboali,” tegasnya.

Fakta ditemukan, sambung Erwin pada kegiatan pengumpulan data Toboali ini berkaitan dengan masa kepemimpinan Kerajaan Majapahit. Untuk itu dalam waktu dekat dan tidak ada kendala Hari Jadi Kota Toboali akan disepakati dan ditetapkan legislatif dan eksekutif pada tahun 2023 mendatang diupayakan.

“Meski Perda Hari Jadi Kota Toboali ini sudah lewat satu tahun, lalu nanti dikembalikan ke eksekutif dan diajukan kembali, insya allah hari berdirinya kota kita ini ditetapkan tanggal 25 Oktober tahun 1708. Karena ada pertimbangan sesuai hasil pengumpulan data akurat secara akademis,” sebut Erwin.

Erwin kemudian mengutip data seperti yang disampaikan oleh Prof Din Majid, Sejarawan dan Guru Besar IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sudah melakukan seminar dua kali di Basel. Yaitu setelah menelusuri makam Sayyid Umar dalam alokasi seputar angka yang tertera pada makam itu.

Tidak ada peristiwa penting yang terjadi saat itu, kemungkinan ini hanya karena meninggal biasa, batu nisan ini tidak dapat dijadikan bukti sebagai dasar hari jadi Toboali. Seperti seminar yang telah dilaksanakan Hari Jadi Kota Toboali lebih tepat pada 25 tanggal oktober tahun 1708.

Dengan alasan pertimbangan pertama, angka yang dimaksud merupakan peristiwa penting. Saat itu Sultan Moh Mansur diangkat menjadi raja, menggantikan ayahnya. Moh Mansur sebagai peletak dasar pembangunan, karena dia yang membangun Benteng Toboali dan ciptakan lapangan kerja.

Untuk rakyat membenarkan penggalian timah untuk mata pencaharian rakyat, sehingga kehidupan rakyat menjadi makmur. Terakhir, masyarakat bebas menggali tanah di mana saja untuk mendapatkan timah. Itu pula dijadikan dasar lahirnya kata Toboali, bermula dari kata Tebok dan Alih, lalu karena ucapan ia berbunyi menjadi Toboali.(dev)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *