TOBOALI, KABARBABEL.COM – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Bangka Selatan (Basel) akan memaksimalkan penerapan skema zakat produktif pada tahun 2023 untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, awalnya ia mustahik (penerima) menjadi muzaki (pemberi), Selasa (13/12).

Disebutkan Ketua Baznas Basel Buhari Muslim melalui Pelaksana Bidang Perencanaan Keuangan dan Pelaporan Nasyati, skema memaksimalkan zakat produktif yang akan diterapkan tersebut dimulai dengan memberikan pelatihan kepada para mustahik.

“Hasil rapat koordinasi kita kemarin, itu rencana kita para mustahik ini akan diberikan sejumlah pelatihan sesuai dengan bakat atau bidang yang disukai dan setelah kemampuannya meningkat baru kita berikan dia modal,” ungkap Nasyati saat dikonfirmasi awak media.

Selain itu, pihaknya juga akan memberi ilmu pemasaran dan mencari jaringan pembeli khusus untuk mustahik bidang kewirausahaan. Pasalnya, kecanggihan era teknologi saat ini menuntut pelaku usaha untuk lebih kreatif memasarkan hasil produksi sehingga dikenal luas.

“Mungkin nanti kita akan libatkan rekan tenaga ahli dari dinas tenaga kerja, jika tidak ada, kita akan kerja sama dengan pihak luar. Agar zakat produktif ini lebih maksimal. Karena selama ini dari yang sudah kita lakukan, habis begitu saja modalnya meski awalnya ada,” ujarnya.

Kemudian, baznas juga akan membuat sistem pertanggungjawaban kepada mustahik penerima modal. Artinya saat sudah berhasil infaknya disalurkan juga ke baznas. Penyalurannya bebas mau mingguan atau bulanan, dan besaran juga sesuai kemampuan dari mustahik.

“Jadi infak ini nanti kita salurkan lagi ke yang berhak menerima. Awalnya zakat produktif hanya 9 atau 10 persen, akan meningkat jadi 20 persen. Artinya kita bina dulu, insya allah zakat produktif ini akan berjalan di tahun 2023. Sehingga, secara ekonomi ada kesejahteraan,” bebernya.

Sementara, untuk mustahik yang sudah dikategorikan lanjut usia serta tidak produktif lagi untuk bekerja, di dalam kebijakan baznas tetap memberikan bantuan rutin. Dengan kata lain, baznas akan memberikan bantuan modal pada mustahik yang memang betul-betul produktif.

“Dari pada kita kasih modal habis, nanti mereka mau makan apa. Jadi di dalam praktiknya, kita lakukan validasi data di lapangan, mana yang kita bantu rutin dan mana yang harus diberikan modal usaha. Evaluasi terus, kalau ekonomi mereka membaik, bantuan kita setop diganti ke yang lain,” jelasnya.(dev)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *