TOBOALI, KABARBABEL.COM – Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Toboali yang berada di Desa Jeriji Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan (Basel) saat ini sudah berusia sekitar 1 tahun 6 bulan sejak resmi berdiri pada tanggal 27 Mei tahun 2021 lalu.
Meski demikian hingga saat ini peserta didik yang didominasi oleh anak-anak asal Desa Jeriji dan sekitarnya tersebut belum memiliki ruang kelas sendiri. Berdasarkan pantauan di lokasi, siswa dan siswi terpaksa masih menumpang di SMPN 4 Toboali.
Memang letaknya tidak jauh dari lokasi mereka, hanya saja ini mempengaruhi Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) di sekolah. Pembelajaran tatap muka dinilai tidak efektif mengingat para peserta didik harus sekolah di waktu siang hari.
Nafisabililah siswi SMAN 3 Toboali dari kelas XI MIPA ketika dikonfirmasi pada Selasa (29/11) pagi mengaku sangat sedih belum adanya ruang kelas di sekolahnya. Rasa jenuh juga mulai dia rasakan dengan teman-teman kelasnya karena harus menumpang di SMPN 4.
Untuk itu dia mewakili teman lainnya berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan ruang di SMAN 3 Toboali lebih cepat sehingga mereka akan lebih semangat dan lebih giat belajar dalam menyelesaikan pendidikan di tingkat atas tersebut.
“Karena kita sudah menumpang di sini sudah hampir 1,5 tahun, kalau sekolah ini dipercepat pembangunannya, kami akan lebih giat lagi belajar. Ada sekolah baru, semangat baru dan belajar baru semuanya baru karena kami sudah bosan menumpang,” katanya.
“Selama kami menumpang jadi sekolah siang, belajar kurang semangat, bosan karena mengantuk. Saya juga kadang iri kalau lagi menyapu di halaman rumah pagi hari, teman-teman di SMA lain sudah pergi ke sekolah, sedangkan kami masuk siang,” katanya.
Untuk itu ia sekali lagi sangat berharap pemerintah dapat segera membangun ruang kelas di sekolahnya. Sehingga ia dan teman-teman lain di sekolahnya dapat lebih semangat dalam belajar dan tidak lagi belajar di siang hari serta meningkatkan prestasi ke depannya.
Hal senada juga dikatakan oleh Kepala SMAN 3 Toboali Elya Rosda. Dia bilang, memang sejak berdiri pada tanggal 17 Mei 2021 lalu peserta didik terpaksa menumpang di lokal kelas milik SMPN 4 Toboali. Ini sangat mempengaruhi dalam KBM tatap muka di sekolah.
“Kesannya peserta didik kita jenuh saat belajar di sekolah, mereka agak kurang semangat belajar karena bangunan yang mereka tempati pernah dirasakan tiga tahun di bangku SMP. Karena anak-anak kita ini rata-rata dari desa setempat, Jeriji,” katanya.
Selain itu belum adanya gedung baru di sekolah yang dia pimpin juga mempengaruhi dalam penerimaan peserta didik baru. Pasalnya orang tua siswa kebanyakan masih bertanya-tanya dan meragukan adanya keberadaan SMAN 3 Toboali.
“Sehingga tahun pertama penerimaan kemarin hanya 67 orang yang diterima, dan di tahun kedua target 75 sampai 80 siswa belum dapat dipenuhi karena kita belum punya gedung sendiri, orang tua siswa masih banyak ragu, padahal sekolah ini di bawah pemerintah,” kata dia.
Untuk itu dirinya berharap pemerintah dapat segera merealisasikan pembangunan gedung sekolah SMAN 3 Toboali sehingga akan banyak peserta didik yang bergabung. Sesuai dengan zonasi sekolah di wilayah SMAN 3 Toboali di tahun depan.(dev)