Senyum Hamdan tak berhenti mengembang. Ia tak menyangka. Tempatnya mengabdi. Mendapat kunjungan Pertamina. Bukan tanpa sebab. Tempat ini bukanlah areal perkotaan. Melainkan, di sebuah pulau nun jauh disana. Lagi terpencil. Pulau Ketapang namanya.
Di Pulau ini. Terdapat satu-satunya sekolah yang berdiri. Hamdan merupakan satu diantara enam tenaga pendidik lainnya. Tak lelah ia membimbing anak-anak pulau, tidak hanya agar pandai membaca dan menulis semata. Tetapi juga, bisa meraih mimpi bak anak-anak pulau lainnya. Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Contohnya.
Tak banyak jumlah siswa di sekolah ini. Hanya 32 orang. Sekolah itu, dikenal sebagai SDN 10 Simpangpesak. Untuk mencapai lokasi ini. Membutuhkan perjuangan. Dari Pelabuhan Tanjung Ruk, setidaknya membutuhkan waktu selama 2 jam. Menyeberangi lautan. Menggunakan kapal nelayan.
Pulau Ketapang merupakan pulau kecil dengan morfogenesis pulau koral. Secara administrasi, Pulau Ketapang masuk ke dalam wilayah Desa Tanjung Klumpang, Kecamatan Simpang Pesak, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau dengan luas ±6 ha terletak di antara 3º24’57,59”–3º24’36,94” LS dan 107º57’28,79”–107º57’43,2” BT, dan berbatasan dengan Pulau Belitung di sebelah Utara, Laut Jawa di sebelah Timur, Pulau Batu di sebelah Selatan dan Pulau Dua di sebelah Barat.
Untuk menuju Pulau Ketapang dapat ditempuh melalui jalur laut dari dermaga di Desa Tanjung Klumpang yang berada di daratan utama Belitung Timur. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk menuju pulau mencapai ±2 jam dalam kondisi normal.
Pertamina PHE OSES, perusahaan anak cabang PT Pertamina bersama Koalisi Penggiat Lingkungan Pulau Belitung (KPLPB) dan Pemdes Tanjungkelumpang juga tak ketinggalan merasakan perjuangan ini. Sesampainya di lokasi, perjuangan ternyata belum usai. Di karenakan air laut surut, maka tim terpaksa berpindah dari kapal nelayan ke perahu sampan. Tak besar. Maksimal 3 orang dewasa.
Adalah Amar. 11 tahun. Menyambut kami dengan sampan yang didayung. Psikologi sebagai anak pulau, menjadikan siswa kelas IV SD ini terbiasa dengan dayung. Perahu. Juga pasang surut air laut. Keramahan penduduk, serta merta mewarnai perjalanan. Sekaligus menghapus semua rasa lelah selama perjalanan.
Ketua KPLPB Tebliyandi yang mendampingi kami dan tim menjelaskan, pulau ini memiliki potensi kelautan yang sangat luar biasa. Tidak hanya potensi perikanan melainkan juga indahnya terumbu karang. Wajar saja. Beberapa kilometer mendekati pulau ini. Dari atas perahu, kita bisa langsung melihat ikan-ikan kecil berenang. Terumbu karang di pulau ini juga tergolong baik. Memiliki tutupan karang keras hidup berkisar antara 40-87% pada kedalaman 2-6 meter.
“Berdasarkan kondisi tersebut, Pulau Ketapang memiliki potensi untuk pengembangan ekowisata berbasis terumbu karang dengan aktivitas-aktivitas wisata seperti diving, snorkelling, dan lain-lain. Dengan adanya ekowisata diharapkan akan dapat menumbuhkan ekonomi-ekonomi baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesadaran masyarakat terhadap fungsi ekosistem terumbu karang,” harap Tebliyandi.
Kepedulian Pertamina
Peningkatan prasarana pendidikan di kawasan terpencil berupa penyediaan prasarana belajar dan literasi yang menyasar SD Negeri 10 Simpangpesak, Pulau Ketapang, Desa Tanjungkelumpang, Kecamatan Simpangpesak, Belitung Timur disambut baik semua pihak.
Peningkatan prasarana ini merupakan program coroporate social responsibility (CSR) bertajuk Pertamina Peduli oleh Pertamina PHE OSE S, perusahaan anak cabang PT Pertamina. Penyaluran program bekerja sama dengan Koalisi Pegiat Lingkungan Pulau Belitung (KPLPB) DPW Belitung Timur dan Pemdes Tanjungkelumpang. Kegiatan yang dilaksanakan pada 1 April lalu di Pulau Ketapang ini, merupakan tindak lanjut survei Tim Pertamina PHE OSES ke beberapa kawasan dekat lokasi produksi atau aktivitas perusahaan.
Selain Belitung Timur. Pertamina Peduli dilaksanakan juga di beberapa daerah lain. Yakni Bangka Selatan dan beberapa wilayah di Sumatera. Program ini sebagai wujud kepedulian BUMN sebagai upaya bersumbangsih dalam kemajuan pendidikan, peningkatan sarana pendidikan, lingkungan, dan kesehatan.
Jr Officer Comrel & CID Zona 6, Pertamina PHE OSES, Arsy Rakhmanissazly, mengharapkan program disambut dan dimanfaatkan sebaik-sebaiknya oleh penerima. “Kedepan, diharapkan akan hadir kembali kegiatan-kegiatan seperti ini guna mendukung kemajuan pendidikan, kesehatan, dan lingkungan di sekitar kawasan produksi perusahaan,” kata Arsy.
Menurut Arsy, pihaknya juga sudah melihat secara langsung kondisi dari gedung sekolah tersebut. Dimana, ketika hujan maka akan bocor dan mengganggu aktivitas belajar mengajar. “Jadi kedepan semoga kita bisa kembali kesini lagi dengan program lanjutan. Termasuk perbaikan sarana yang ada,” ucapnya.
Dalam kesempatan itu, Pertamina PHE OSES kata dia, memberikan bantuan berupa buku-buku bacaan serta sarana penunjang belajar lainnya. “Kita berharap meski ada keterbatasan, tidak menyurutkan masing-masing mereka untuk dapat meraih mimpi,” harapnya.
Ketua KPLPB DPW Belitung Timur, Teblyandi berterima kasih dan berharap lebih banyak program BUMN menjamah Negeri Laskar Pelangi. “KPLPB sebagai wadah kegiatan pemuda, siap menjadi mitra pendamping dan terus melakukan giat pemberdayaan dan gerakan-gerakan positif di masyarakat,” ucapnya.
Senada, Guru SDN 10 Pulau Ketapang, Hamdan mengatakan, penduduk Pulau Ketapang semuanya bermata pencaharaian sebagai nelayan dan nelayan campuran, yaitu merangkap sebagai petani kebun dan pedagang. Mata pencaharian nelayan campuran ini erat kaitannya dengan musim. Dimana para nelayan hanya bisa melaut saat musim air tenang dan ikan saja, sehingga di luar musim tersebut penduduk melakukan kegiatan lainnya. Ketergantungan penduduk di Pulau Ketapang terhadap laut sangat tinggi, sehingga sangat bergantung pada musim.
“Sayangnya, pemanfaatan sumber daya laut sekitar pulau tidak dimanfaatkan secara optimal, meskipun memiliki ekosistem terumbu karang yang bagus. Penduduk hanya memanfaatkan area terumbu karang untuk menangkap cumi, kerang dan ikan terumbu pada saat musim penangkapan ikan utama tidak mendukung,” ucapnya.
Terkait bantuan, Hamdan bersyukur atas bantuan yang diberikan Pertamina kepada pihaknya. Menurut dia, bantuan berupa sarana penunjang pendidikan dan bahan literasi ini akan semakin menambah semangat siswa-siswa SDN 10 Simpangpesak. “Terima kasih atas Pertamina dan KPLPB telah peduli kepada para siswa siswi di SDN 10 Pulau Ketapang,” ucapnya.
Dikatakan Hamdan, kehadiran Pertamina juga sekaligus dapat membuka mata, semangat dan energi masa depan bagi siswa serta masyarakat setempat. Disinggung terkait kondisi bangunan, Hamdan mengaku jika ada bangunan yang rusak seperti atap bocor. Sehingga saat hujan, mengganggu aktivitas belajar mengajar. “Kita berharap segera ditindaklanjuti, sehingga proses belajar mengajar menjadi nyaman lagi,” tutupnya.