SUNGAILIAT, KABARBABEL.COM – Siapa bilang Perusahaan Listrik Negara (PLN) hanya mengurusi listrik? Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tepatnya di Kabupaten Bangka, PLN malah membangun rumah literasi. Program CSR dari PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung ini bekerja sama dengan Kementrian PUPR dan Dinas Perumahan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka. Alhasil, kini rumah literasi yang diberi nama ‘Rusip’ ini menjadi lokasi PLN merawat mimpi khususnya anak-anak pesisir Kampung Natak Nelayan 1, Kabupaten Bangka.
Manajer Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Bangka Belitung Tri Putra Septa mengatakan, pembangunan rumah literasi dan lain sebagainya ini adalah bentuk kepedulian PLN dalam mengentaskan kemiskinan. “Kami sangat concern dalam hal kemajuan masyarakat baik dibidang pendidikan, lingkungan, pengentasan kemiskinan, dan pemberdayaan masyarakat,” kata Tri, Jumat (15/10/2021).
Menurut Tri, rumah literasi yang ada di Kampung Natak Nelayan 1 adalah untuk meningkatkan minat baca masyarakat terutama pada anak-anak. PLN kata Tri berharap, dengan adanya ruang baca rumah literasi ini dapat membuka pikiran dan menambah wawasan masyarakat serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membangun lingkungannya sendiri. “Kita punya tanggungjawab yang sama untuk dapat mencerdaskan anak bangsa. Mari kita rawat mimpi-mimpi anak pesisir Nelayan Bangka ini,” ucapnya.
PLN kedepan kata Tri berharap, rumah literasi ini menjadi wadah yang ditujukan untuk mendorong dan memperkuat budaya literasi khususnya di Kabupaten Bangka. Adapun budaya literasi bukan hanya tentang membaca buku, tetapi juga tentang melihat dan memahami segala sumber informasi. “Tanpa kemampuan literasi yang memadai, orang tidak akan dapat menghadapi tantangan-tantangan kekinian,” sebutnya.

Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bangka, Rismy Wira Madonna mengatakan, pengelolaan rumah literasi pesisir termasuk skala kawasan “Kotaku” melibatkan warga setempat yang tergabung dalam kelompok swadaya masyarakat (KSM).
“Warga setempat cukup tinggi minat belajar di rumah literasi namun karena ruangan terbatas jumlah anak-anaknya maka pihak pengajar membatasi maksimal 40 anak – anak yang belajar di ruang baca,” jelasnya. Sampai saat ini terdapat dua tempat rumah literasi pesisir yakni di kawasan rumah susun di kawasan Lingkungan Nelayan II dan di kawasan “Kotaku” lingkungan Nelayan I.
Wujud Pentahelix
Bupati Bangka Mulkan, SH,MH menyebutkan bahwa Kampung Natak Nelayan 1 ini adalah wadah baru bagi masyarakat pesisir untuk beraktivitas. Mulkan berharap semua masyarakat memiliki kesadaran untuk menjaga infrastruktur yang telah dibangun. “Dengan ruang baca atau rumah literasi yang berada di skala kawasan “Kotaku” mampu mendorong meningkatkan sumber daya anak – anak pesisir,” kata Mulkan.
Dia memberikan apresiasi kepada PT PLN Wilayah Bangka Belitung yang turut berperan membantu melengkapi sarana rumah literasi seperti rak buku dan kelengkapan belajar lainnya. “Saya mengajak masyarakat umum lainnya dapat membantu kelengkapan buku yang bermanfaat di ruang baca untuk anak – anak pesisir,” kata Mulkan.
Diakui orang nomor satu di Kabupaten Bangka ini, apa yang dilakukan PLN merupakan konsep pentahelix. Dijelaskan Mulkan, dalam membangun dan memberikan pelayanan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja. Melainkan semua unsur terkait. Konsep ini Mulkan sebut sebagai konsep “Pentahelix”.
Konsep pembangunan ini terdiri atas unsur pemerintah yang mempunyai “political power” untuk merumuskan sebuah kebijakan melalui keputusan, masyarakat sebagai “social power”, akademisi melalui kekuatan “knowledge power” yang menghadirkan ilmu sehingga hidup yang lebih efektif dan efisien, pebisnis atau pengusaha dan yang terakhir media massa yang berpengaruh melancarkan proses pembangunan komunikasi yang direncakan oleh pemerintah.
Dengan adanya konsep pembangunan pentahelix dengan lima unsur yaitu pemerintah, masyarakat, akademisi, pengusaha dan media massa ini bisa bersatu membangun sinergi dalam pembangunan. “Kita berterima kasih kepada siapapun yang ikut serta membantu pemerintah dalam setiap hal,” tutupnya.
Disisi lain, Kepala Lingkungan Nelayan Abdullah Ahhad berterima kasih kepada semua jajaran yang sudah memperindah Kampung Pesisir Nelayan Bangka. Dikatakan dia, pihaknya merasakan dampak positif dari pembangunan ini. Selain akses jalan yang semakin baik, lokasi ini menjadi tempat wisata baru bagi masyarakat.
“Sangat bersyukur dengan dibangunnya ini. Selain mempermudah akses warga untuk keluar masuk, kini menjadi tempat wisata baru bagi masyarakat. Lihat saja, orang-orang ramai berdatangan,” tuturnya.
Terkait rumah literasi ‘Rusip’ kata Ahhad, kini tak hanya sekedar ruang baca. Melainkan juga dimanfaatkan anak-anak untuk belajar mengaji. “Mudah-mudahan dengan demikian bisa mendapat keberkahan untuk semua,” tutupnya.