SUNGAILIAT, KABARBABEL.COM – Dewan Pengurus Kabupaten (DPK) Ikatan Keluarga Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK) Kabupaten Bangka ikut bereaksi atas pernyataan Taufik Koriyanto, yang menyatakan bahwa Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bangka ini memiliki latar belakang tamatan dari STPDN/IPDN yang tidak menguasai ilmu teknik sipil.
Padahal, dalam tataran Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) fungsi manajerial dan teknis saling berkolaborasi.
“Jadi Alumni STPDN/IPDN dapat menduduki posisi manapun selama terpenuhi kompetensi, manajerial, kepangkatan dan golongan yang dipersyaratkan karena pada dasarnya kami dididik dengan disiplin ilmu yang generalis,” kata Ketua DPK IKAPTK Kabupaten Bangka Al Imran saat konfrensi pers, Rabu (6/10).
Camat Bakam ini menegaskan, untuk menempati jabatan kepala dinas melalui proses seleksi dan melalui tahapan seleksi secara terbuka. Siapapun yang mempunyai syarat kompetensi, manajerial, kepangkatan dan golongan serta rekam jejak dalam bertugas sebelumnya menjadi suatu syarat yang mutlak, dan juga dalam akhir seleksi harus mendapat rekomendasi komisi aparatur sipil negara (KASN) di pusat.
“Untuk pendidikan tidak juga disyaratkan dari sarjana teknik tetapi terbuka dari berbagai disiplin ilmu,” tambahnya.
Untuk diketahui alumni STPDN /IPDN hingga saat ini berjumlah 35.000 orang lebih yang tersebar di seluruh Indonesia dan tersebar di 34 provinsi, 514 kabupaten / kota. .
“IKAPTK menilai pernyataan beliau kami anggap mengdeskreditkan alumni kami. Terlebih saudara Ismir Rahmadinianto tergabung dalam struktur kepungurusan IKAPTK Kabupaten Bangka,” ucapnya.
Meski demikian, IKAPTK Bangka tambah Al sangat menghargai dan menghormati suatu kritik, karena kritik sangat diperlukan dalam kehidupan berdemokrasi di negara ini. Namun ditegaskan dia, kritik harus memenuhi kaidah etika dan fokus pada kepentingan masyarakat agar tidak melebar ke hal lainnya.
“Kita itu bangsa yang beradab, bangsa beretika. Tentu nilai nilai kekayaan etika dan budaya seperti kesopanan, kesantunan dalam bertutur atau dalam berkomentar itu penting harus dijaga. Tentu ini tidak boleh kan kita berkomentar dan menyuarakan pendapat yang itu menyinggung atau melukai orang lain,” tutupnya.