SUNGAILIAT, KABARBABEL.COM – Pemerintah Kabupaten Bangka berhasil mengembangkan inovasi kebun sawit rakyat manfaatkan tanah terintegrasi perusahaan dan pemerintah “Bu Sara Mantan Terindah”.
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka, Elius Gani mengatakan, inovasi “Bu Sara Mantan Terindah” dilatarbelakangi semangat dan komitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar perusahaan perkebunan kepala sawit karena hanya sebagai buruh berpenghasilan rendah di perusahan perkebunan.
“Masyarakat disekitar perusahaan kepala sawit yang masuk dalam katagori miskin karena kehilangan akses lahan sehingga hanya sebagai buruh dengan berpenghasilan rendah di perusahaan itu,” kata Elius, Jumat (10/9).
Dikatakan, inovasi “Bu Sara Mantan Terindah” merupakan langkah kebijakan pemerintah Kabupaten Bangka untuk mensinergikan stokeholder melibatkan pihak perusahaan perkebunan, perbankan, masyarakat petani kebun agar petani setempat memiliki kebun kelapa sawit sendiri sehingga mampu mengurangi kesenjangan sosial, memperluas kesempatan kerja dan menambah pendapatan keluarga.
“Inovasi “Bu Sara Mantan Terindah” mengedepankan pendekatan kongrit, holistik dan sistemik seperti petani dapat memiliki kebun kelapa sawit hanya dengan bermodalkan lahan, produktivitas kebun sesuai standar budidata perkebunan kelapa sawit,” jelasnya.
Menurutnya, dengan inovasi ini memberikan dampak positif yang cukup besar dimana sebanyak 915 kepala keluarga petani di Kabupaten Bangka sudah memiliki kebun kelapa sawit sendiri dengan total luas kurang lebih 1.651,96 hektare dengan penghasilan petani dalam sebulan mampu mencapai Rp5 sampai 6 juta per dua hektare
“Secara langsung dampak positif dari pengembangan inovasi “Bu Sara Mantan Terindah” mampu mendukung program menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, berkurangnya kesenjangan dan kemitraan untuk mencapai tujuan,” kata Elius Gani.
Dikatakan, inovasi ini juga berhasil mereplikasi wilayah dari lima desa menjadi 18 desa, lima kelompok tani menjadi 28 kelompok tani, 125 kepala keluarga menjadi 915 kepala keluarga dari 250 hektare menjadi 1.651,96 hektare serta dari satu perusahaan mitra menjadi empat perusahaan mitra.