Oleh : Angelina Netta APP Sembiring
Mahasiswi Hukum Universitas Bangka Belitung

Nama Marsinah akan selalu dikenang sebagai simbol perjuangan buruh di Indonesia. Ia merupakan buruh di PT Catur Putra Surya, sebuah pabrik pembuat jam yang berada di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Semasa hidupnya, Marsinah dikenal vokal meyuarakan hak – hak kaum buruh.

Kematiannya yang tragis pada tahun 1993 menjadi titik hitam dalam sejarah perjuangan buruh di negara ini. Marsinah, seorang buruh pabrik yang sederhana, berani bersuara menuntut hak – hak pekerja, kenaikan upah dan perbaikan kondisi kerja. Namun, tindakannya tersebut berujung pada penyiksaan dan pembunuhan yang keji pada dirinya sendiri.

Jenazah Marsinah ditemukan dalam kondisi mengenaskan di sebuah gubuk
di daerah Wilangan, Nganjuk, Jawa Timur, sekitar 200 km dari tempatnya, pada 9 Mei 1993.

Lebih dari Sekadar Kasus Pembunuhan

Kasus Marsinah sejatinya bukan hanya sekedar kasus pembunuhan biasa. Ini adalah cerminan dari ketidakadilan sistematik yang terjadi pada buruh di masa lalu. Dimana suara mereka seringkali terabaikan dan hak – hak mereka seringkali dilanggar. Kematian Marsinah menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya perjuangan untuk mencapai keadilan sosial dan perlindungan terhadap hak-hak pekerja.

Meskipun telah berpuluh tahun berlalu, semangat perjuangan Marsinah terus menjadi inspirasi bagi banyak aktivis buruh dan pejuang hak asasi manusia. Warisan yang ditinggalkannya adalah semangat untuk terus memperjuangkan keadilan, kesetaraan, dan perlindungan terhadap hak-hak pekerja.

Dari kasus Marsinah, penulis menyimpulkan beberapa pelajaran penting. Yakni pentingnya perjuangan bersama. Perjuangan Marsinah menunjukkan bahwa perubahan sosial hanya bisa terjadi melalui perjuangan bersama. Selain itu, dari kasus Marsinah mengingatkan kita akan pentingnya mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama bagi mereka yang lemah dan tertindas.

Juga perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Dimana setiap individu berhak atas perlindungan hukum dan hak asasi manusia tanpa kecuali.

Kasus Marsinah juga mengingatkan kita untuk tidak menyerah pada keadila. Perjuangan untuk mencapai keadilan harus terus dilakukan meskipun menghadapi berbagai tantangan.

Saat ini kita ketahui bersama, meskipun telah terjadi banyak kemajuan dalam perlindungan hak-hak pekerja di Indonesia, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari perbedaan upah yang mencolok, Outsourcing dan Pekerja Kontrak, pelanggaran hak-hak pekerja seperti upah yang tidak dibayar, jam kerja yang terlalu panjang, dan kondisi kerja yang tidak
aman.

Lantas apa yang bisa kita lakukan? Kita semua memiliki peran penting dalam mewujudkan keadilan sosial dan melindungi hak-hak pekerja. Beberapa hal yang dapat kita lakukan adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hak-hak pekerja, Bergabung dan mendukung serikat pekerja untuk memperjuangkan hak-hak pekerja,
tidak takut untuk bersuara dan menuntut keadilan jika hak-hak kita atau orang lain dilanggar hingga memilih pemimpin yang berkomitmen untuk mewujudkan keadilan sosial dan melindungi hak-hak pekerja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *