Merawang — Universitas Bangka Belitung (UBB) kembali mengukuhkan Guru besar, Kali ini berasal dari Fakultas Pertanian, Perikanan dan Kelautan (FPPK) dengan bidang ilmu pemuliaan tanaman yaitu Prof. Dr. Eries Dyah Mustikarini.
Prof. Eris resmi menjadi guru besar tertanggal 01 November 2023 dengan angka kredit 881,92 berdasarkan surat keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI nomor 68055/M/07/2023.
Dalam agenda pengukuhan Prof. Eris, acara dibuka langsung oleh ketua senat Dr. Devi Valeriani dan turut dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di Provinsi Bangka Belitung bertempat di halaman kampus terpadu UBB Desa Balun Ijuk Merawang Bangka,Rabu (31/1).
Rektor UBB Prof. Ibrahim yang sekaligus menggukuhkan Prof. Eris mengapresiasi atas pencapaian yang telah diraih sebagai guru besar perempuan pertama di UBB.
“Bagi kami di UBB pengukuhan guru besar merupakan sebuah kehormatan, karena paripurnalah jabatan bagi seorang dosen dengan memperoleh jabatan tertinggi dalam bidang keilmuaannya sebagai professor. Ini adalah cita-cita bagi semua dosen yang berkarir sebagai pendidik,Dan Alhamdulillah, semenjak UBB berdiri 17 tahun dan 13 tahun ditetapkan menjadi Universitas Negeri, UBB telah menorehkan berbagai prestasi,” ujarnya.
Prof. Ibrahim juga berpesan kepada yang hadir untuk menjadi pembelajar Istimewa, karena menurutnya banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan dan menuntaskan proses sebagai seorang dosen sampai pada jabatan yang tertinggi.
“Bukan karena persoalan tidak punya kapasitas tetapi mungkin cara kita untuk mengelolanya yang berbeda, Dansebagai seorang pembelajar Istimewa, kita harus terus mendeliver keilmuan kepada anak didik dan lingkungan masyarakat serta untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan,”ungkapnya.
Sementara Prof. Eris saat pengukuhan menyampaikan pidato yang berjudul potensi sumber daya genetik sebagai penopang program diversivikasi, kemandirian dan ketahanan pangan nasional.
Pengembangan pemuliaan tanaman merupakan bidang yang diminati, pelajari, teliti, praktikkan, kembangkan, dan sebar-luaskan selama ini membuat dirinya berfikir bahwa ada potensi dari tanaman untuk ketahanan nasional.
“Kekayaan Sustainable Development Goals (SDG) di Indonesia perlu untuk dilakukan pengelolaan secara optimal agar memberikan kebermanfaatan lebih besar bagi masyarakat dengan cara pengembangan potensi spesifik lokasi agar daya tubuh perkembangan dan produksinya maksimal sehingga mampu mewujudkan kedaulatan pangan,” katanya.
Menurut Prof. Eries erosi SDG dapat dicegah dengan penerapan program diversifikasi pangan, dimana setiap daerah melakukan pengelolaan sdg masing-masing agar dapat dibudidayakan kembali secara optimal oleh petani dan diterima oleh masyarakat sebagai alternatif bahan pangan selain beras.
“Program pemuliaan tanaman diharapkan mampu meningkatkan kualitas dari plasma nutfah yang telah diseleksi secara genetik sehingga menjadi varietas baru baik unggul atau hibrida yang memiliki nilai kebermanfaatan lebih tinggi bagi petani dan Masyarakat,”ulasnya.
“Penciptaan produk baru yang berdaya saing yang berasal dari SDG lokal diharapkan mampu meningkatkan kecintaan dari semua kalangan akan bahan pangan dari produk lokal sehingga wilayah-wilayah di Indonesia lebih mandiri pangan dan mampu menciptakan ketahanan pangan nasional,”tambahnya.