234136786 368234368169000 8707524590753170426 n234136786 368234368169000 8707524590753170426 n

Oleh : Hairul, Jurnalis Kabarbabel.com

Apa jadinya negeri ini tanpa petani? Selain mengolah sumber daya alam yang melimpah, kaum tani adalah pemilik de facto sebagian besar luas daratan Indonesia. Negeri ini tak layak disebut sejahtera, tanpa membersamai kaum tani untuk sejahtera, terlebih dahulu.

Hal tersebut dipahami secara benar oleh Partai Demokrat. Kepedulian terhadap dunia pertanian terus digelorakan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Mengusung tagline “AHY Peduli”, putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini berkolaborasi dengan lembaga Pandu Tani Indonesia (Patani) untuk menggagas pembentukan Kampung Patani di 80 ribu desa se Indonesia. Sebagai langkah awal, AHY meluncurkan Kampung Patani di Desa Cimande, Jawa Barat, pada 12 Juni 2021.

Lokasi ini juga nantinya sebagai Pentagon atau Pusat Pengendali Nasional (PPN) Kampung Patani, yang berfungsi untuk menghimpun data dan informasi sebagai bahan evaluasi atas kinerja Kampung Patani di seluruh Indonesia. Ada lima Kampung Petani di daerah yang nantinya bersamaan ikut di launching, yakni di Ogan Ilir, Sumatera Selatan; di Maros, Sulawesi Selatan; Ternate, Maluku Utara; Malinau, Kalimantan Utara; dan di Bangka Belitung.

“Saya sangat apresiasi semangat orang-orang yang peduli dengan pertanian, perikanan, dan pelaku UMKM. Konsep Kampung Patani ini akan menjadi luar biasa dan riil jika dilakukan bersama-sama. Membangun semangat, berkolaborasi, sesuai dengan kemampuan kita masing-masing,” tutur AHY saat beraudiensi dengan jajaran pengurus Patani, di Kantor Pusat DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Titah AHY selalu ketua umum untuk peduli terhadap petani diejawantahkan DPC Demokrat Kabupaten Bangka dengan membangun dan mempopulerkan budidaya talas beneng disejumlah lokasi di Kabupaten Bangka. Mulai dari Parit 19, Penyusuk Kecamatan Belinyu sampai ke Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka.

Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bangka Arizal mengakui, talas erat kaitannya dengan tanaman yang disebut keladi bagi orang Bangka. Namun talas beneng kata Arizal berbeda dengan talas yang lain lantaran varietas asli Pandeglang Banten. “Tanaman ini mampu tembus pasar luar negeri,” kata Arizal dalam satu kesempatan. Di Kabupaten Bangka kata Arizal, tanaman ini cocok dibudidayakan. Melihat potensi itulah, Arizal bersama pengurus Demokrat dan komunitas petani mensosialisasikan sekaligus mengajak masyarakat dan para petani untuk membudidayakan talas beneng di Kabupaten Bangka, umumnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Setelah kita sosialisasikan dan ajak, ternyata para petani menggemari bertanam talas beneng. Selain mudah dalam perawatan, talas beneng tidak terpengaruh pada minimnya curah hujan yang terjadi akibat musim kemarau,” kata Arizal.

Selain itu, potensi cuan yang diperoleh juga sangatlah besar bak raksasa. Tak ubah seperti ukuran talas beneng itu sendiri. Potensi ekspor talas beneng terbuka luas. Sejumlah permintaan dari Australia, Malaysia dan New Zealand untuk ekspor daun kering talas beneng mencapai 340 ton per bulan. Tak hanya daun keringnya, bagian umbi juga cukup diminati. Umbi basah talas beneng memiliki potensi permintaan ekspor dari Belanda dan Korea Selatan sebanyak 385 ton per bulan. Sementara umbi keringnya diminati India dan Turkey yang siap menampung 100 ton per bulannya.

Langkah Kongkret

Bagi penulis, apa yang dilakukan oleh Demokrat Bangka menjadi contoh kongkret partai politik dalam membantu masyarakat. Ditengah kondisi pandemi Covid-19 sekaligus kemunduran kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Langkah real dalam membantu masyarakat memang sangat diperlukan.

Akibat pandemi Covid-19, masyarakat miskin negeri ini semakin banyak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah warga miskin di Indonesia meningkat lebih dari 2,7 juta jiwa akibat pandemi Covid-19. Peneliti mengatakan meningkatnya angka kemiskinan karena kebijakan pandemi yang tak tegas di awal dan upaya untuk memulihkan kondisi ini memerlukan waktu yang cukup lama.

Disinilah Partai Demokrat hadir. Demokrat memang sejatinya didirikan dengan semangat pro rakyat. Semangat ini terus ada hingga kini dua dekade Demokrat. Baik dari jajaran elit politik DPP hingga jajaran paling bawah sudah mencontohkan. Meski bersikap oposisi di pemerintahan, namun dalam melayani masyarakat menjadi garda terdepan.

Lihat saja seperti yang dilakukan Demokrat Bangka tadi. Tak hanya sekedar meminta petani menanam talas beneng namun juga pihaknya siap membeli dan menampung hasil panen para petani. Tentu saja, hal ini secara tidak langsung akan berdampak terhadap perekonomian dari masyarakat khususnya petani itu sendiri. Kultur dengan memberikan solusi secara real sekaligus berkoalisi dengan rakyat adalah semangat dan karakter yang dibawa Partai Demokrat. Bagi Demokrat, keselamatan masyarakat adalah prioritas. Baik keselamatan jiwa maupun ekonomi. Mengutip pesan AHY, “Tanpa petani kita susah makan, tanpa petani kita bingung”. Merdeka. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *