BANGKA, KABARBABEL.COM – Layaknya bocah seusianya, Irsyad Ramadhan alias Rama (14), warga Lingkungan Kampung Batu, Sungailiat, masih ingin terus bermain bersama-sama teman-teman dalam kesehariannya.
Namun, apa daya keinginan Rama untuk bermain bersama teman-temannya, mempunyai keterbatasan sendiri akibat sakit yang dideritanya sejak kecil.
Kondisi Rama yang terbilang memprihatinkan tersebut, diketahui akibat musibah yang menimpanya saat masih Balita. Kondisi tubuh yang seakan hanya dengan berlapiskan kulit, ditambah ketidakmampuannya berjalan seperti anak-anak normal, melengkapi penderitaan putra dari Herli (41) seorang buruh harian lepas.
“Kejadiannya saat masih TK (taman kanak-kanak) dia itu jatuh, terduduk. Dari awal setelah kejadian, kondisi Rama itu masih normal. Barulah sekitar kelas 2 (SD), dia tidak bisa jalan. Kalau jalan, satu meter jatuh,” jelasnya kepada onekliknews.com, Jumat (3/3/2023) di Sungailiat.
Kondisi fisiknya saat ini, membuat Rama hanya menghabiskan kesehariannya di rumah. Apabila ingin keluar rumah, Rama mengharapkan belas kasihan sanak keluarga yang menggotongnya naik ke atas mobil-mobilan lalu ditarik menggunakan tali.
Harli bercerita, saat menyadari putranya mengalami kelumpuhan, ia beserta kerabat dekatnya, berusaha untuk mengobati Rama. Diakuinya, segala macam cara pengobatan telah ditempuh, namun kondisi Rama tidak kunjung sembuh.
“Kalau diagnosis dokter, tulang ekor dia bermasalah. Mungkin akibat jatuh itu. Segala macam pengobatan, tradisional juga. Tapi, tidak ada perkembangan,” terang Harli.
“Kami ini, karena saya juga kerja serabutan, jadi tidak mampu bawa ke dokter terus. Kami sekarang hanya mengandalkan obat tradisional,” tambahnya.
Meski dengan kondisi keterbatasan fisik, semangat Rama untuk bersekolah tetap tinggi. Sampai saat ini, Rama masih menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sungailiat.
Dengan kondisi ekonomi keluarga saat ini, selaku orang tua, Harli tidak dapat berbuat lebih banyak. Karena penghasilannya sebagai buruh harian lepas, tidak cukup untuk membiayai pengobatan Rama.
Harli kagum dengan keinginan dan semangat Rama untuk belajar, namun dia serentak kerap memikirkan keinginan anaknya tersebut, terhalangi kondisi fisik yang sangat memprihatinkan.
“Ya, karena kami kondisinya sekarang ini, paling hanya bawa Rama berobat tradisional. Kalau dengan di mana ada info orang bisa ngobatin, kami ke sana. Tapi, kalau ke dokter, kami tidak mampu,” ucapnya.
Lebih lanjut, Harli sangat berharap kedepannya Rama mendapat bantuan, terutama dalam hal pengobatan. Karena, sampai saat ini dia terus berjuang mencari pemasukan seadanya demi kesembuhan Rama.
“Semoga nanti kalau sudah rezekinya Rama, ada yang bantu. Demi kesembuhan anak saya,” harap Harli. (rma)