PAYUNG, KABARBABEL.COM – Seorang qariah asal Desa Pangkalbuluh, Kecamatan Payung, Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bernama Marsya meninggal dunia pada Jumat (11/11) siang kemarin.
Adanya kabar darah belia usia 13 tahun itu diduga tersengat aliran listrik tentu membawa duka mendalam bagi pemerintah daerah dan masyarakat di Basel. Pasalnya, almarhumah Marsya dikabarkan akan mengikuti MTQH ke XI tingkat Babel tahun 2022.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, putri dari Lahmin itu telah didaftarkan pada cabang Tilawatil Quran remaja putri mewakili Basel dalam MTQH ke XI yang akan berlangsung pada 15-19 November 2022. Kabar ini dibenarkan oleh Kapolsek Payung Iptu Joniarto.
Seizin Kapolres AKBP Joko Isnawan, Iptu Joniarto menuturkan insiden naas tersebut terjadi pada Jumat (11/11) sekira pukul 12.30 WIB. Saat itu ayah Marsya, Lahmin baru tiba di rumahnya usai melaksanakan ibadah salat jumat di Masjid Al Huda, Desa Pangkalbuluh.
“Dari informasi yang berhasil dihimpun dari saudara Syamsir selaku adik ayah almarhumah, saat kakaknya itu pulang salat jumat, dia menemukan Marsya sudah dalam kondisi tergeletak di lantai kamar,” ujar Iptu Joniarto kepada wartwan pada Minggu (13/11) siang.
“Dalam kondisi tergeletak itu, ayahnya melihat ada satu unit HP menempel di dada sebelah kanan. Dengan sebagian tubuhnya sudah hangus. Setelah itu ayahnya melepas HP yang menempel di tubuh anaknya yang masih ada aliran listrik,” tambah Iptu Joniarto.
Merasa kurang puas, tambah Joniarto selanjutnya pihak keluarga membawa almarhumah menuju Rumah Sakit Krio Panting untuk mendapatkan pertolongan. Sayangnya, dokter rumah sakit memastikan nyawa qariah itu tak tertolong dan meninggal dunia.
“Dari keterangan keluarga korban jika diperkirakan almarhumah tegeletak di lantai kurang lebih satu jam dan penyebabnya diakibatkan kesetrum aliran listrik dari cas HP yang lagi digunakannya,” sebut mantan Kapolsek Pemali Polres Bangka itu.
“Beberapa saat sebelum kejadian, dia ini menelpon VC ibunya yang sedang di Pangkalpinang, setelah itu dia main HP sambil cas dan mendengarkan lagu selawat yang secara rutin dia lakukan selama beberapa hari terakhir untuk belajar berselawat,” ujarnya.
Joni menerangkan, sebagaimana hasil pemeriksaan tim medis RS Kriopanting Payung dipastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban dan dinyatakan sudah meninggal dunia dikarenakan korsleting listrik dari HP yang digunakan korban.
“Keluarga sudah menerima kejadian ini dengan lapang dada dan tak meminta dilakukan visum pihak rumah sakit. Tentunya kami atas nama polres dan Polsek Payung turut berbelasungkawa atas kejadian ini. Semoga almarhumah husnul khatimah aamiin,” sebutnya.(dev)