PANGKALPINANG, KABARBABEL.COM – Bela diri paling mematikan di dunia ternyata salah satunya berasal dari Indonesia. Bela diri itu ialah pencak silat. Jauh sebelum Indonesia merdeka, pencak silat sudah ada. Bahkan, para pendekar pencak silat ikut berkontribusi dalam merebut kemerdekaan. Kini, pencak silat bertransformasi dalam sejumlah event. Baik di tingkat lokal hingga internasional seperti Sea Games dan Asean Games. Para jawara silat dari berbagai perguruan, berlaga dan unjuk kebolehan mempraktikkan jurus-jurus untuk menyerang dan mempertahankan diri.
Nira Alviora salah satunya. Atlet silat kebanggaan Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini mampu mempersembahkan medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI yang diselenggarakan di Kabupaten Bangka Barat, Agustus kemarin. Emas ini menambah deretan koleksi medali-medali Nira sebelumnya. Sejak lama, perempuan berhijab ini memang menekuni dunia pencak silat. Sebagai olahraga yang penuh risiko, Nira mempercayakan segala sesuatunya melalui BPJS Ketenagakerjaan. “Silat ini olahraga yang keras. Sejak tercover BPJS Ketenagakerjaan, sudah tidak ada kegelisahan paling tidak. Semangatnya bisa lebih. Dulu tiba-tiba ada insiden kecelakaan tertentu, cenderung biasanya yang terbebani adalah keluarga,” kata Nira, Rabu (1/11/2023).
Meski di dalam pertandingan mempunyai aturan dan mekanisme. Tetapi, risiko selalu ada di depan mata. Mulai dari bengkak, terkilir, patah sampai bertaruh nyawa. Dalam ajang Porprov, Nira bertanding dalam kategori ganda putri. Bersama rekannya Syahwa, Nira tampil apik dan berhasil memukau 10 juri yang bertugas. “Ada dua kategori kalau tanding silat. Ada fight. Ada juga kategori seni. Saya untuk di Porprov ini tampil di kategori seni. Tapi baik fight dan seni ya sama-sama penuh dengan risiko,” bebernya.
Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Provinsi Bangka Belitung Syarli Nopriansyah mengakui, para pelaku olahraga, khususnya atlet, rentan mengalami risiko kecelakaan kerja maupun kematian saat sedang bertanding. Oleh karena itu dengan adanya perlindungan jaminan sosial dari BPJS Ketenagakerjaan, atlet akan lebih percaya diri dalam bertanding karena bebas dari rasa cemas. “Jadi, tidak usah khawatir untuk cedera atau apa pun, berlatih dengan tangguh dan juga siap membela merah putih di mana pun juga,” kata Syarli.
Dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan, Syarli yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka ini menjelaskan jika para atlet tidak harus khawatir dalam menghadapi risiko cedera kala berlatih dan bertanding. Karena semua akan ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan. “Ini agar atlet lebih bersemangat dalam berprestasi tanpa harus merasa khawatir ketika terjadi risiko saat bertanding. Karena semua sudah mendapat perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan. Semoga para atlet, pelatih serta ofisial tim bisa fokus selama berlatih dan bertanding,” terangnya.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Ricky Kurniawan secara terpisah mengamini pentingnya BPJS Ketenagakerjaan bagi atlet. Ia mencontohkan, dalam melakukan penanganan terhadap salah satu atlet yang mengalami cidera pendarahan otak saat berlaga di ajang Pekan Olahraga Wilayah (Porwil) Sumatera XI Riau.
Ricky Kurniawan mengungkapkan BPJS Ketenagakerjaan yang benar-benar terbukti, telah mengcover seluruh penanganan medis para atlet yang berlaga di Porwil Sumatera XI. “Terima kasih banyak BPJS Ketenagakerjaan kemarin ada kejadian satu orang atlet kita yang bertanding, di nomor santa 65 kilogram ada cidera pendarahan di otak dan langsung dibawa ke rumah sakit,” ucap Ricky, Kamis (8/11/2023).
Melalui BPJS Ketenagakerjaan kata dia, mengcover semuanya. Pihaknya dan atlet tidak mengeluarkan satu persen pun untuk biaya pengobatan. Padahal kata Ricky, jika tidak di cover BPJS Ketenagakerjaan biaya lebih dari Rp200 juta. “Semua peduli sekali. Mereka luar biasa (BPJS Ketenagakerjaan) tidak diminta sepeserpun, kalau tidak cover itu mungkin tidak cukup Rp 200 juta rupiah,” bebernya.
Manfaat Paripurna
Kepala BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang Abdul Shoheh menjelaskan, program perlindungan BPJS Ketenagakerjaan bukan hanya untuk para pekerja atau pelaku usaha saja, melainkan para atlet juga dapat bergabung menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Adapun manfaat yang dapat dirasakan apabila terjadi resiko saat bertanding atau latihan sama halnya dengan para pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau sebagainya.
“Kami hadir untuk melindungi para pekerja apa pun profesinya termasuk atlet. Kami akan men-cover semua perlindungan bagi atlet pencak silat, karena atlet tentunya punya risiko cedera saat bertanding,” ujarnya. Dia menambahkan para atlet terlindungi dengan dua program dasar, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM). Diketahui, program JKK memberikan manfaat tanpa batas untuk memenuhi seluruh kebutuhan medis peserta yang mengalami kecelakaan kerja. Berapa pun biaya kebutuhan medis dan berapa lama penanganannya sudah menjadi tanggungan penuh BPJS Ketenagakerjaan.
”Sehingga para keluarga atlet atau klubnya sudah tidak perlu pusing-pusing lagi memikirkan biaya untuk mendanai pemulihan atlet yang cedera. Baik itu cedera ringan maupun cedera berat,” ungkapnya. Abdul mengatakan pihaknya terus berupaya memperluas cakupan perlindungan program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (Jamsostek) untuk seluruh pekerja termasuk kalangan atlet.
Dia menyampaikan, manfaat yang akan didapatkan atlet paripurna mulai dari perawatan tanpa batas biaya sesuai indikasi medis hingga sembuh (return to sport) bagi atlet yang mengalami kecelakaan kerja, yaitu cedera saat bertanding.
Abdul merinci, mudahnya bagi para atlet untuk mendaftarkan diri di BPJS Ketenagakerjaan. Cukup menggunakan e-KTP datangi kantor cabang atau jika kolektif cukup kontak kami, lalu kami yang datang ke lokasi. Bisa juga dilakukan secara online di kanal-kanal pendaftaran resmi BPJS Ketenagakerjaan.(rul)