TUKAKSADAI, KABARBABEL.COM – Gapura sebagai pintu masuk menuju ke Kabupaten Bangka Selatan (Basel), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yang berada di Desa Sadai, Kecamatan Tukaksadai kondisinya kian hari semakin memrihatinkan termakan usia, Rabu (21/12).

Sementara, sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan dilakukan perbaikan, peningkatan bahkan pembangunan baru. Padahal gapura ini sebaga ikon Desa Sadai untuk menyambut tamu di daerah itu yang baru tiba di pelabuhan. Karena tidak jauh dari lokasi gapura.

Memang, kondisi bangunan penopang masih terlihat kokoh. Namun demikian, secara keseluruhan warna putih dipadu lis kuning yang dulunya mencolok kian hari kian menghilang, dimakan lumut dan debu-debu jalanan. Kesangaran di pintu masuk itu semakin meredam.

Ditambah lagi, pada bagian atap warna merah hati itu semakin ironis karena kontruksi kuda-kudanya seperti sudah tidak kuat menopang genteng atasnya. Pantauan di lapangan, kontruksi atap bangunan gapura itu sudah tidak utuh lagi dan berguguran ke jalan raya.

Kondisi ironis seperti ini dikhawatirkan akan menimbulkan korban jiwa kepada pengendara dan masyarakat saat melintas di bawah ikon Sadai tersebut. Kontruksi atap sepertinya tak kuat lagi menahan. Cuaca ekstrem yang kerap melanda mengancam atap gapura.

Kades Sadai M Amin mengungkapkan, memang gapura tersebut sudah lama belum ada perbaikan. Pihak pemdes berharap pemerintah provinsi dan kabupaten dapat memperhatikan pintu masuk ikon tersebut dan segera dapat melakukan perbaikan di tahun 2023.

“Karena itu sangat bahaya sekali untuk masyarakat pengguna jalan yang melintas. Kayu kontruksi di atap sudah pada berjatuhan, apalagi di situ dekat dengan sekolah dasar. Anak sekolah di kita kadang ngumpul di dekat bawah itu,” kata M Amin kepada wartawan.

Untuk itu, dirinya sangat meminta para pemangku kebijakan memperhatikan kondisi gapura tersebut setidaknya ada rehabilitasi. Sehingga gapura yang kian memrihatinkan sekitar dua tahun belakangan ini dapat berdiri layak serta tidak membahayakan masyarakat lagi.

“Kami sudah sering mengajukan, sudah melaporkan terkait kondisi bangunan ini tapi belum ada realisasinya sampai saat ini. Memang belum ada korban ya alhamdulillah, cuma kayu di bangunan sering jatuh, atapnya dan mohon bisa direhabilitasi,” sambung M Amin.

Ia mengimbau kepada masyarakat dan pelajar sekolah yang berada di sana untuk dapat berhati-hati saat melintasi bangunan gapura. Begitu juga peserta didik sekolah untuk keselamatan agar kejadian yang tidak diinginkan serta dikhawatirkan tidak terjadi di lapangan.

Sementara, Camat Tukaksadai Siswa Miharja membenarkan kondisi seperti itu pada gapura yang ada di Desa Sadai. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan seluruh pihak-pihak terkait dan menyampaikan terkait kondisi gapura tersebut agar dapat diperbaiki.(dev)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *