Oleh : Sucy Wikrawardana, SP
Penyuluh Pertanian Mahir
Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka
Penyuluhan pertanian merupakan rangkaian proses pembelajaran bagi pelaku utama, pelaku usaha agar memiliki kemampuan dalam diri untuk mendapatkan informasi, permodalan, dan teknologi (Permentan, 2009). Rangkaian proses ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, kemapanan usaha, pendapatan dan kesejahteraan serta menumbuhkan kesadaran akan kelestarian lingkungan sekitar. Rangkaian penyuluhan pertanian ini dilakukan oleh seorang penyuluh pertanian yang ditugaskan di setiap desa/kelurahan.
Rencana kegiatan yang dibutuhkan seorang penyuluh pertanian agar penyuluhannya optimal maka yang perlu diperhatikan adalah pertama, tingkat kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) pelaku utama dan pelaku usaha. Kedua, ketersediaan teknologi, sarana prasarana dan sumberdaya pendukung. Ketiga, tingkat kemampuan penyuluh pertanian. Keempat, situasi lingkungan fisik, sosial dan budaya. Kelima, alokasi pembiayaan yang tersedia (Suhanda et al., 2018)
Rencana penyuluhan pertanian yang telah disusun dengan memperhatikan hal-hal diatas, selanjutnya penyuluh pertanian dapat memvisualisasikan dengan media penyuluhan pertanian yang paling tepat dengan kondisi pengetahuan, teknologi, dan lingkungan setempat. Media penyuluhan merupakan sarana yang digunakan oleh seorang penyuluh pertanian untuk menyampaikan ide, informasi, dan gagasan pertanian tersampaikan kepada pelaku utama maupun pelaku usaha (Widodo & Nuraeni, 2019).
Penyampaian media penyuluhan dengan metode pendekatan sasaran berupa pelaku utama dan pelaku usaha dapat berdasarkan dengan pendekatan perorangan, pendekatan kelompok dan pendekatan massal (Suhanda et al., 2018). Media penyuluhan dilihat dari segi jangkauan terbagi atas media massa dan non massa (Gitosaputro & Listiana, 2018). Media massa dapat berupa media cetak seperti poster, booklet dan leaflet dan media elektronik seperti radio, televisi dan internet.
Media massa terutama penggunaan internet, dewasa ini banyak digunakan karena dapat menjangkau sasaran penyuluhan yang luas, tanpa batas dan bersifat massal. Penggunaan internet pada awal tahun 2021 sebesar 73,7% dari total jumlah penduduk di Indonesia (Hariadi et al., 2022). Kondisi yang signifikan ini mengubah kebiasaan ribuan orang termasuk Indonesia. Internet digunakan sebagai sarana komunikasi, internet mobile atau smart phone memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi yang memberikan pengaruh terhadap perubahan sosial, budaya, dan ekonomi.
Saat ini perkembangan komoditi pertanian, perkebunan dan peternakan diharapkan menjadi sandaran ekonomi masyarakat pasca tambang timah. Dibutuhkan langkah strategis untuk memperbaiki produksi dan produktivitas komoditi pertanian disamping perbaikan manajerial berusahatani. Langkah tersebut yang nantinya akan membangun kondisi ekonomi maupun sosial masyarakat petani.
Salah satu model pertanian yang menjanjikan untuk keberlanjutan dan menaikan pendapatan petani adalah pertanian model LEISA (Low Eksternal Input Sustainable Agriculture). Sistem LEISA tidak meninggalkan limbah, semua termanfaatkan alam siklus produksi. Penerapan konsep LEISA dengan aplikasi pupuk organik memberikan hasil panen yang lebih tinggi dan terjadi peningkatan kandungan organik C, mineral N, total N dalam tanah. (Mustikarini et al., 2020).
Konsep LEISA ini sudah dikembangkan oleh Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka dengan berbagai program antara lain : Intergrasi Sapi Sawit, Intergrasi Sawah Sapi, penerapan pupuk organik dan pestisida nabati tanaman lada, penerapan tricoderma pada tanaman cabai merah dan bawang merah, Optimalisasi Gerakan Pengendalian (GERDAL) Organisme Pengganggu Tanaman pada tanaman cabai, Penerapan pupuk organik pada komoditi bawang merah, (Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka, 2022).
Usahatani model LEISA merupakan solusi alternatif alih fungsi lahan yang semakin tinggi. Peningkatan efisiensi ekonomi usahatani adalah pengalaman berusahatani, adopsi informasi dan teknologi serta keaktifan dalam kelompok.
Perbaikan langkah strategis terkait informasi dan penerapan konsep LEISA dapat diadopsi petani melalui kegiatan penyuluhan maupun media sosial. Media sosial merupakan media online yang digunakan oleh satu sama lain dimana pengguna dapat dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi dan membuat isu di blog, jejaring sosial, forum, dan dunia maya tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. (Sari et al., 2022).
Keterampilan yang harus dikuasai oleh penyuluh pertanian adalah penguasaan dan penggunaan media sosial untuk keterampilan komunikasi yang efektif, umpan balik informasi dan manfaatnya untuk kegiatan penyuluhan, dan pengenalan penggunaan trik dan tips kepada petani agar dapat diadopsi dalam kegiatan usaha tani.