TOBOALI, KABARBABEL.COM – Puluhan wartawan yang tergabung dalam Pokja Jurnalis Bangka Selatan dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bangka Selatan menggelar aksi solidaritas terkait pembunuhan terhadap seorang wartawan bernama Marsal Harahap di Simalungun Sumatera Utara.
Aksi solidaritas yang dilaksanakan di simpang tugu Nanas Toboali Bangka Selatan pada Selasa (22/6) pagi diawali dengan teatrikal wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistik yang mendapatkan kekerasan saat proses peliputan.
Ketua Pokja Jurnalis Bangka Selatan, Dedy Irawan mengatakan, aksi damai sebagai bentuk solidaritas Pokja Jurnalis Bangka Selatan terhadap rekan se profesi Marshal Harahap yang dibunuh dengan keji tidak jauh dari rumahnya diduga karena ditembak.
“Aksi ini sebagai bentuk solidaritas kita terhadap rekan se profesi yang ada di Simalungun Sumatera Utara yang tewas dibunuh. Kami mengecam aksi pembunuhan terhadap Marsal Harahap, apapun alasan yang melatarinya,” ujar Dedy Irawan.
Dedy mengatakan, tindakan kekerasan dan aksi main hakim sendiri tidak dapat dibenarkan karena Indonesia adalah negara hukum. Untuk itu Dedy meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus pembunuhan terhadap Marsal termasuk motif pembuhan.
“Negara melalui polri diminta memberikan jaminan perlindungan dan keamanan terhadap wartawan ketika menjalankan tugas jurnalistik sesuai amanah UU Nomor 40 tahun 1999 tentang kebebasan pers,” ujar Dedy yang juga ketua PWI Bangka Selatan.
Selain itu, kata dia, jika ada pihak yang merasa keberatan dengan pemberitaan yang berkaitan dengan kegiatan jurnalistik agar menempuh jalur hukum yang berlaku. Pekerjaan Jurnalistik diatur dalam Undang-undang dan ada Dewan Pers yang mengayomi seluruh wartawan.
Senada dikatakan, Sekretaris Pokja Jurnalis Basel, Wiwin Suseno mengecam dan mengutuk keras pembunuhan Marsal Harahap. Wiwin berharap agar kasus pembunuhan terhadap wartawan tidak terjadi lagi kedepannya.
“Kami minta kepada aparat kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Karena kasus pembunuhan ini telah menciderai demokrasi di Indonesia. Membunuh wartawan sama saja dengan membungkam demokrasi. Semoga kedepan tidak ada lagi kasus kekerasan terhadap wartawan, termasuk di Bangka Selatan,” jelasnya.(dev)