RIAUSILIP, KABARBABEL.COM – Satu rumah yang berada di Desa Pangkalan Niur, Kecamatan Riausilip secara spontan dibakar massa, Sabtu (1/5/2021) pukul 22.30 WIB. Hal ini menjadi buntut bentrok antara nelayan dengan penambang sebelumnya.

Rumah semi permanen yang terletak di Dusun III Pangkalan Niur dan ditempati oleh Roni diduga sebagai pekerja tambang di Pos PAM perbatasan antara Pulau Dante dan Tanjung Sumir, menjadi lokasi bentrok antara nelayan dengam penambang.

Sekdes Pangkalan Niur, Darzadi mengatakan, pembakaran rumah oleh ratusan massa dipicu adanya dua orang warga Pangkalan Niur yang menjadi korban saat bentrok terjadi antara nelayan dan penambang saat berunjukrasa menolak aktivitas tambang laut.

“Ada sekitar 200 warga yang membakar rumah ini, mereka secara spontan beramai – ramai melakukan pembakaran tanpa diketahui oleh pemerintah desa,”ujar Darzadi, Minggu (2/5/2021) dini hari.

Menurut dia, rumah yang dibakar massa sudah sejak satu tahun terakhir ditempati oleh Roni untuk dijadikan tempat berkumpul para penambang.

“Sekitar satu tahun dia menempati rumah ini, ini rumah ayahnya menumpang di tanah desa. Sementara Roni sendiri miliki KTP Simpang Belinyu,”kata Darzadi.

Darzadi mengungkapkan, warga Desa Pangkalan Niur selama ini menolak aktivitas tambang di perairan Teluk Kelebat Dalam. Pasalnya daerah tersebut merupakan zona tangkap nelayan.

“Selama ini aktivitas tambang laut berada di Tirus dan Tajung Jarum tapi sekarang bergeser ke Tanjung Sanur itu yang membuat masyarakat marah. Apalagi itu kawasan konservasi dan Daerah Aliran Sungai (DAS),” terangnya.

“Mediasi sudah sering dilakukan, bahkan sudah ada perjanjian tertulis tapi tetap saja terulang. Dulu tahun 2012 pernah juga ada pembakaran oleh masyarakat, behenti sebentar kemudian beraktifitas lagi,” sambung dia.

Warga, kata dia, pernah membuat laporkan ke pemerintah pemerintah kecamatan. Pihak nelayan dan penambang juga sempat dipanggil dan membuat perjanjian. Namun masih saja ada penambang melanggar.

Pantauan, Desa Pangkalan Niur saat ini sudah dalam keadaan kondusif setelah dalam setelah anggota TNI/ polri turun ke lokasi kejadian.

Diberitakan sebelumnya, dua nelayan menjadi korban kekerasan saat mengelar aksi unjuk rasa menolak tambang laut Teluk Kelebat Dalam perbatasan Kabupaten Bangka dan Bangka Barat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Minggu (1/5/2021).

Kapolsek Belinyu Kompol Noval Nanusa Gegoh, Minggu malam mengatakan pihaknya masih melakukan pemeriksaan terkait kasus tersebut. “Bentar ya bang, saya masih menanggani perkara ini,”ujar Noval yang sempat turun ke lokasi kejadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *