SUNGAILIAT, KABARBABEL.COM – Sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Aliansi Petani Tambak Indonesia Nusantara (APTIN) Provinsi Bangka Belitung menyampaikan sejumlah kendala dalam membudidayakan udang Vaname.
Salah satunya tidak bisa ekspor secara langsung melalui pelabuhan yang ada di Kota Pangkalpinang.
Ketua APTIN Hidayat Arsani menjelaskan, meski nilai ekspor udang vaname itu tinggi, tetapi disayangkan pengusaha tidak bisa langsung mengekspor udang dari Bangka Belitung ke negara tujuan. Menyusul fasilitas pelabuhan yang tidak memadai untuk sandar kapal skala besar.
“Kita cukup menyayangkan pengiriman udang vaname itu masih dengan cara ditampung oleh pengusaha-pengusaha di Jakarta, Lampung, atau Surabaya, sehingga ekspor udang ini tidak berdampak terhadap peningkatan pendapatan daerah,” kata Dayat.
Ia berharap ke depan pelabuhan-pelabuhan di Pulau Bangka dan Belitung sudah lebih memadai untuk sandar kapal-kapal ukuran besar, sehingga pelaku usaha perikanan ini dapat melakukan ekspor langsung ke negara tujuan.
“Kita cukup menyayangkan hasil budi daya udang, ikan petani daerah ini tidak bisa diekspor langsung ke negara tujuan. Apabila pelaku usaha bisa mengekspor langsung tentu akan berdampak kemasyarakat dan perputaran uang di pemerintah daerah tentu menjadi lebih baik,” katanya.
Dayat menjelaskan, sejumlah negara tujuan ekspor udang Vaname meliputi Singapura, Jepang, Korea hingga Amerika. Permintaan kata dia, sangatlah tinggi.
Dayat juga mengatakan, di Babel belum memilikin cold storage. Pembangunan cold storage ini difungsikan agar dapat menyimpan udang mentah dengan baik guna produksi ekspor permintaan dunia.(rul/kbc)