“Bunda jangan di penjara,” begitu kata Al (7) sambil terisak.

“Agik lame dak om, bunda pulang e?” tanyanya lagi.

Disekanya air mata yang meleleh di kedua pipinya. Meski tampak tegar. Al tetaplah anak-anak.

——-

Rabu (10/2) sore. Al memang berada di Polsek Pemali. Bukan tanpa alasan. Siswa kelas 1 sekolah dasar ini berada disana lantaran kedua orang tuanya, AY dan DR, tersangkut permasalahan hukum.

Keduanya diamankan Polsek Pemali karena kedapatan mengedarkan dan menyimpan narkoba jenis sabu. Sabu dikemas menjadi tiga paket. Mulai dari paket kecil, sedang hingga besar. Total barang bukti yang disita 9,4 gram.

Al dengan usianya, barang kali tak mengetahui lebih jauh mengapa kedua orang tuanya berurusan dengan polisi. Meski begitu, Al berharap sang bunda tidak dipenjara. “Bunda jangan di penjara,” ujarnya.

Al yang duduk di kursi kayu panjang yang ada di depan polsek, hanya bisa melihat sang bunda yang terus menunduk dan berurai air mata.

“Ada dua saudara. Ade adek juga,” kata Al sambil mengangkat kedua jarinya.

“Kalau nenek ada di Sungailiat,” tambahnya menceritakan keluarganya.

“Agik lame dak om, bunda pulang e,” selorohnya lagi.

Kapolsek Pemali Iptu Joniarto mengatakan, selain AY dan DR (orang tua Al-red), diamankan pula H. Ketiganya merupakan jaringan narkoba lembaga pemasyarakatan.

“Ketiganya sudah dilakukan penahanan di Polsek Pemali,” ucapnya.

Salah satu pelaku Ay mengaku bisnis barang haram ini digelutinya dalam beberapa bulan terakhir. Sang istri ikut turut serta.

“Pas kejadian penangkapan perasaan saya sudah gak enak. Jadi saya suruh istri,” kata Ay.

Dalam melakukan transaksi, Ay tidak langsung bertemu dengan pembeli. Melainkan barang tersebut terlebih dahulu diletakkan di suatu tempat. “Baru ku hubungi pembeli untuk ngambilnya,” ucap Ay.

Kini, ketiganya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ketiganya dijerat pasal 113 ayat (2) Jo pasal 132 ayat (1) dan pasal 114 ayat (2) Jo pasal 132 ayat (1) dan pasal 112 ayat (2) Jo pasal 132 ayat (1) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Jika sudah begini, mungkin hanya penyesalan yang ada di benak ketiganya. Terutama bagi sang bunda, yang tak bisa melihat tumbuh kembang sang anak secara langsung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *